FixedFire Fighting. Fixed Fire Fighting ini merupakan alat terpasang pada kapal yang terintegrasi sebagai suatu sistem untuk mengatasi kebakaran diatas kapal. Berikut adalah komponen-komponen terkait dengan Fixed Fire Fighting di atas kapal. 1. Fire main. Sistem pemadam kebakaran pada kapal menggunakan air laut sebagai sumbernya. Perawatanterhadap fire fighting equipment di atas Kapal dilakukan minimum 1 kali dalam sebulan untuk memastikan seluruh alat bekerja dengan baik ketika terj SYSTEMFIRE FIGHTING • System fire fighting sendiri adalah sebuah system yang terdapat pada kapal sebagai upaya untuk deteksi awal atau penanggulangan terhadap kebakaran yang ada di kapal. • System Fire Figthing dikapal terdiri dari 2 yaitu internal fire figthing dan external fire Fgthing, Untuk Kedua system tersebut diharuskan menuruti Dịch Vụ Hỗ Trợ Vay Tiền Nhanh 1s. Apakah yang di maksud dengan LSA dan FFE?LSA atau Life Saving Appliance adalah sebuah standar keselamatan yang harus dipenuhi sebuah kapal, untuk menjamin keselamatan awak kapal bila terjadi bencana. Sedangan FFE atau Fire Fighting Equipment atau yang biasanya di artikan dengan alat pemadam kebakaran merupakan alat alat yang di gunakan untuk mengantisipasi, mengatasi maupun menanggulangi bila ada deteksi kebakaran pada suatu tempat ataupun LSA Life Saving Appliances & FFE Fire Fighting Equipment dipandang penting untuk operasional kapal?LSA & FFE penting untuk dapat digunakan dengan benar pada situasi emergency, contoh meninggalkan kapal, orang jatuh ke laut, kebakaran, pencemaran lautBagaimana LSA & FFE dianggap sudah mencukupi?LSA & FFE yang di tempatkan di kapal harus sesuai dengan Safety/Fire Plan yang telah disetujui oleh Biro Klasifikasi atau Departemen Perhubungan diperlukan Safety & Fire Plan?Supaya memudahkan dalam pemetaan lokasi kejadian termasuk penempatan peralatannya bila terjadi situasi emergency, baik operasi penyelamatan dilakukan oleh crew kapal maupun tim dari luarSafety & Fire Control PlanLife Saving AppliancesFire Fighting EquipmentApa yang harus dilakukan terhadap LSA & FFA?Pahami cara pengoperasian lakukan latihan secara berkalaLakukan pengecekan secara berkala untuk kesiapan alatPastikan ketersedian spare part atau cadanganLakukan perwatan secara berkala, pastikan peralatan “tidak expire”Laporkan bila terjadi kerusakan pada alat dan ganti alat yang rusak Penjelasan SOLAS Mengenai Alat Keselamatan Mungkin kecelakaan kapal titanic adalah salah satu kecelakaan yang cukup viral sepanjang kecelakaan kapal lainnya sehingga dibuatkan sampai dibuatkan filmnya. Berdasarkan beberapa kecelakaan kapal yang terjadi, maka badan organisasi PPB melalui IMO mengeluarkan SOLAS Safety Of Life At Sea yang menjadi pedoman dan memberikan syarat-syarat agar dipenuhi oleh setiap kapal penumpang serta semua kapal dengan ukuran GT > 250 ton. Namun untuk kapal-kapal dengan ukuran GT >> Cara Pencegahan Kebakaran di Atas KapalDaftar Alat Keselamatan di KapalBerdasarkan fungsi dan kegunaannya, alat keselamatan yang berada dikapal dapat dikelompokkan menjadi 3 yaitu alat penolong perorangan, survival craft dan alat perbantuan pertolongan. Berikut adalah alat-alat keselamatan yang berada di dalam kapal1. LifebuoysLifebuoy itu sendiri merupakan ban pelampung yang digunakan untuk menolong orang yang tercebur ke laut. Lifebuoy ini dilengkapi dengan tali sepanjang 27,5 meter dan ada yang dilengkapi dengan smoke signal dan lampu yang dapat menyala. Penempatan pelampung ini ditempatkan pada tempat yang paling tinggi di kapal, untuk pelampung dengan tali penyelamat ditempatkan pada lokasi yang sering banyak orang dan mudah dilihat disetiap sisi kapal, dan setidaknya harus ada 1 yang ditempatkan pada sisi buritan kapal. Tidak kurang dari setengah jumlah pelampung ini harus dilengkapi dengan lampu yang dapat menyala sendiri. Catatan penting yang harus dilakukan adalah bahwa penyimpanan Lifebuoy/Pelampung ini tidak disimpan secara permanen dalam arti bahwa Lifebuoy harus bisa digunakan dalam keadaan Life JacketsBaju pelampung ini merupakan hal yang harus dipenuhi sesuai dengan syarat SOLAS untuk melindungi keselatan Crew/ penumpang ketika terjadi kecelakaan kapal. Baju pelampung ini harus berwarna terang orange dan ditambahkan dengan material yang reflective sehingga dapat terlihat dalam keadaan gelap sekalipun. Jumlah life jacket yang dibawa harus sesuai jumlahnya dengan jumlah orang yang onboard di atas kapal. Sebagai tambahan pada kapal penumpang menurut SOLASUntuk kapal penumpang yang berlayar kurang dari 24 jam, jumlah Infant life jackets life jackets untuk bayi setidaknya sejumlah 2,5% dari jumlah penumpang yang naik di kapalUntuk kapal penumpang yang berlayar lebih dari 24 jam, jumlah Infant life jackets life jackets untuk bayi harus tersedia untuk semua bayi yang onboardJumlah life jacket untuk anak kecil setidaknya harus berjumlah 10% dari jumlah orang yang onboard diatas kapalSejumlah life jacket harus dibawa dan disiapkan untuk personil jaga dan harus disimpan dalam bridge, engine control room, dan beberapa lokasi di kapal lainnya untuk personil jagaJika life jacket untuk orang dewasa dengan berat melebihi 140 kg dan lingkar dada maka harus disiapkan aksesoris yang sesuai untuk mengamankan orang catatan bahwa penempatan Life Jacket ini harus disimpan pada tempat yang mudah diakses dan tidak dimudah untuk diambil sewaktu-waktu terjadi Immersion SuitUntuk kapal yang berlayar pada musim dingin, Immersion Suit harus disiapkan yang mana Baju ini berguna untuk orang yang menceburkan diri di suhu yang rendah. Baju Immersion Suit ini harus dapat melindungi panas tubuh dengan baik. 4. Sekoci LifeboatLifeboat ini adalah boat penolong dengan kapasitas sesuai dengan jumlah orang/penumpang dengan beberapa perlengkapan survival yang berada di dalamnya. Sekoci ini digunakan ketika terjadi kecelakaan pada kapal sehingga orang harus berpindah dari kapal ke alat penolong ini. Dalam peluncuran/penurunan sekoci ini dibutuhkan alat bernama dewi-dewi atau davits. Persyaratan dari sekoci ini adalah harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga dapat diluncurkan dalam waktu sesingkat mungkin dan dapat diturunkan dengan mudah, cepat dan aman meskipun memiliki kemiringan 15°.5. Liferaft Rakit PenolongLiferaft merupakan alat yang digunakan sebagai survival craft selain sekoci berupa rakit penolong yang terbuka setelah dilemparkan ke laut. Liferaft ditempatkan di sisi-sisi kapal sesuai dengan kapasitas penumpang. Penurunan liferaft ini harus bisa dilakukan dengan cepat dan mudah. Liferaft ini sebaiknya ditempatkan dengan ruang akomodasi dan ruang pelayanan sehingga dapat menjamin keamanan dalam peluncurannya dan mudah diakses oleh orang. Sama halnya dengan sekoci, di dalam liferaft ini juga terdapat alat perlengkapan survival untuk orang sehingga dapat bertahan hidup, menunggu adanya perbantuan dari pihak luar. 6. Distress Red FlareRed Flare itu sendiri merupakan salah satu alat perbantuan pertolongan yang berfungsi untuk mengeluarkan cahaya sehingga dapat menunjukkan posisi orang yang menggunakannya. 7. Parachute SignalParachute Signal digunakan untuk memberitahukan posisi pemakai dengan jangkauan pengamatan yang lebih jauh daripada Distress Red Flare. Cara penggunaannya yaitu dengan cara mengaktifkan pemicu sehingga parasut akan terlempar ke udara yang kemudian secara perlahan-lahan turun dengan mengeluarkan cahaya merah sehingga dapat memberikan signal kepada kapal lain yang melewatinya dari Smoke SignalSmoke signal sama halnya seperti Red Flare yang menunjukkan posisi pemakai, namun smoke signal ini mengeluarkan asap sehingga dapat menotifikasi pihak lain disekitarnya dan biasanya digunakan pada siang hari karena tidak memancarkan Line Throwing ApparatusAlat ini digunakan untuk melemparkan tali sehingga dapat menghubungkan antara kapal dan juga lifeboat/liferaft yang sedang membutuhkan pertolongan. 10. EPIRBAlat yang biasa terpasang di anjungan kapal yang berfungsi untuk memancarkan signal bahaya ketika kapal terjadi kecelakaan/tenggelam. Cahaya yang dihasilkan dari api yang memiliki frekuensi flicker dengan karakteristik sekitar 25Hz. Dengan detector api flame detector tersebut, spektrum di kisaran infra merah atau ultra violet tersebut dapat dipantau untuk dapat memberikan alarm. Kebakaran yang disebabkan oleh minyak umumnya tidak akan mengeluarkan asap dan jenis sensor ini lebih banyak dipakai di kapal, terutama pada tempat-tempat yang dekat dengan peralatan penanganan bahan bakar atau boiler, hal ini untuk memberikan peringatan dini. Pada pemeriksaan surveyor ini harus dilakukan uji fungsi. Lebih lanjut flame detector merupakan salah satu alat instrument berupa sensor yang dapat mendeteksi nilai instensitas dan frekuensi api dalam suatu proses pembakaran, dalam hal ini pembakaran dalam boiler pada pembangkit listrik tenaga uap. Flame detector dapat mendeteksi kedua hal tersebut dikarenakan oleh komponen-komponen pendukung dari flame detector tersebut. Cara kerja flame detector mampu bekerja dengan baik untuk menangkap nyala api untuk mencegah kebakaran. Umumnya cara kerja flame detector untuk mengidentifikasi / mendeteksi api dengan menggunakan metode optik seperti ultraviolet UV, infrared IR spectroscopy dan pencitraan visual flame. Cara kerja flame detector dirancang untuk mendeteksi penyerapan cahaya pada panjang gelombang tertentu, yang memungkinkan alat ini untuk membedakan antara spectrum cahaya pada api dan sumber alarm palsu. Selanjutnya Alarm palsu yang dimaksud yang disebabkan oleh adanya petir, radiasi dan panas matahari yang memungkinakan mengaktifkan flame detector. Namun dengan berkembangnya teknologi cara kerja flame detector lebih pandai dalam menangkap percikan api yang dapat menyebabkan kebakaran. Cara kerja Flame detector pada abad ini dirancang dengan sistem delay selama 2-3 detik pada detektor ini sehingga mampu mendeteksi sumber kebakaran lebih dini dan memungkinkan tidak terjadi sumber alarm palsu.

fire fighting equipment di kapal